Tahapan Penulisan Teks Drama
Teks Drama yang diterbitkan Kemendikbud, naskah drama juga memiliki
ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut:
1. Menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu
atau konjungsi kronologis.
Contohnya, sebelum, sekarang, setelah itu,
mula-mula, dan kemudian.
2. Banyak menggunakan kata kerja yang
menggambarkan suatu peristiwa yang sedang terjadi, seperti misalnya menyuruh,
menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
3. Menggunakan kata kerja untuk menyatakan sesuatu
yang sedang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh.
Contohnya, merasakan, menginginkan, mengharapkan,
mendambakan, mengalami, dan lain-lain.
4. Menggunakan banyak kata sifat (descriptive
language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Kata-kata yang
dimaksud, misalnya rapi, bersih, baik, gagah, dan kuat.
Langkah-langkah Menulis Naskah Drama
Mengutip buku Seri Asyiknya Berbahasa: Ayo Menulis
Naskah Drama karya Suryaning Wulan, ini dia langkah-langkah dalam menulis
naskah drama:
1. Menentukan Jenis Drama
Sebelum menulis naskah drama, kamu tentu
menentukan terlebih dahulu jenis drama yang ingin ditampilkan. Berdasarkan
jenisnya, drama terbagi menjadi drama komeditragedi, tragedi komedi, melodrama,
opera, pantomim, tablo, force, dan satire.
Drama komedi adalah drama yang menghibur dan
berisi sindirian halus, sedangkan drama tragedi adalah drama yang menampilkan
cerita sedih dengan melibatkan tokoh
dalam konflik atau masalah yang serius. Dengan
begitu, drama tragedi komedi merupakan drama sedih yang diselingi dengan
adegan-adegan lucu.
Selanjutnya, melodrama adalah drama yang sangat
sentimental, pementasannya sangat mendebarkan dan juga mengharukan. Sementara
drama opera adalah drama yang mengandung musik serta nyanyian.
Berbeda dari drama pada umumnya, pantomim adalah
drama yang ditampilkan hanya dengan gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa
pembicaraan. Mirip dengan pantomim, tablo juga menampilkan drama dengan gerak
tubuh bersamaan dengan mimik wajah tokohnya.
Jenis drama force adalah sebuah pertunjukan jenaka
yang mengutamakan kelucuan dan mengandung unsur sindiran. Lalu, satire adalah
drama yang mengandung pesan kebijaksanaan, tetapi ditampilkan dengan kelucuan.
2. Menentukan Tema Drama
Tema adalah dasar dari sebuah cerita. Secara umum,
tema dibagi menjadi tiga, yaitu tema estetis, etis, dan religius. Pengertian
tema estetis, yakni tema yang berisi keindahan, baik secara fisik maupun psikis.
Tema etis adalah tema yang berkaitan dengan
idealisasi yang ada di masyarakat, seperti kepahlawanan, kejujuran, norma
sosial, dan sebagainya. Sementara tema religius merupakan tema yang berhubungan
dengan ketuhanan.
3. Mencari Inspirasi Ide Cerita
Ide cerita bisa diperoleh melalui pengalaman
pribadi penulis atau orang di sekitarnya, melalui peristiwa-peristiwa yang
terjadi di sekitar penulis, atau menyadur dari cerita yang sudah ada, seperti
novel, cerpen, legenda, cerita rakyat, dan sebagainya.
4. Menentukan Alur Cerita
Pada tahap ini, kamu akan mulai menyusun kerangka
cerita. Ditinjau dari arah gerak cerita, alur dibedakan menjadi tiga, yaitu
alur maju, mundur, dan campuran (maju-mundur). Secara lebih rinci, ada enam
tahap perkembangan alur drama yang dijabarkan seperti di bawah ini:
a. Eksposisi
Tahap eksposis disebut juga sebagai tahap
perkenalan. Pada tahap ini, penonton akan berkenalan dengan gambaran cerita dan
tokoh drama meskipun hanya sepintas.
b. Konflik
Pada tahap ini, para tokoh sudah mulai terlibat
dalam permasalahan pokok. Permasalahan pertama inilah yang memulai alur drama.
c. Komplikasi
Tahap komplikasi adalah tahap ketika permasalahan
semakin berkembang dan bertambah rumit.
d. Krisis
Dalam tahap ini, cerita sudah memasuki puncak
konflik. Jika dilihat dari sudut pandang penonton, bagian ini merupakan puncak
ketegangan sebuah pertunjukan drama.
e. Resolusi
Resolusi merupakan tahap penyelesaian masalah.
Para tokoh mulai menemukan jalan keluar yang jelas.
f. Keputusan
Keputusan adalah tahap terakhir dari sebuah drama
dengan berakhirnya semua konflik.
5. Menentukan tokoh dan karakternya (penokohan)
Untuk membuat sebuah drama, kamu tentu membutuhkan
tokoh untuk memerankan cerita yang sudah ditulis. Ada dua jenis tokoh yang
harus kamu tentukan, yakni protagonis yang merupakan tokoh utama dan antagonis,
yaitu orang yang menentang tokoh utama. Selain itu, tentukan juga tokoh
pendamping dalam cerita.
Setelah itu, kamu juga perlu menentukan karakter
yang khas untuk setiap tokoh. Perbedaan karakter inilah yang memicu adanya
konflik dalam cerita.
Terakhir, berilah nama yang sesuai dengan latar
belakang kehidupan sosial tokoh yang kamu ciptakan untuk membedakan antara satu
tokoh dan yang lain.
6. Menentukan Latar Cerita
Perlu diketahui bahwa latar cerita sangat
mendukung jalannya sebuah drama, lho. Latar dalam sebuah drama umumnya meliputi
latar waktu, tempat, dan suasana. Penjelasan latar biasanya tercermin pada
keterangan yang diberikan dalam naskah atau diselipkan dalam dialog antartokoh.
7. Menentukan Gaya Bahasa yang Digunakan
Penggunaan gaya bahasa akan berhubungan dengan
pemilihan majas dan warna lokal dalam cerita. Ada kalanya dialog tokoh berisi
percakapan yang diselipi majas sehingga membutuhkan penghayatan pentonton untuk
memahaminya.
Selain itu, gaya bahasa juga bisa menggunakan
bahasa daerah tertentu sesuai dengan latar belakang kehidupan tokoh.
8. Membaca dan merevisi naskah drama
Setelah naskah drama selesai ditulis, sebaiknya
kamu membaca kembali dan melakukan revisi. Tujuannya, agar cerita drama bisa
ditampilkan lebih baik.
Baca artikel detikedu, "Menulis Naskah Drama:
Unsur, Ciri Kebahasaan, dan Langkah-langkahnya" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5773427/menulis-naskah-drama-unsur-ciri-kebahasaan-dan-langkah-langkahnya.
Download Apps Detikcom Sekarang
https://apps.detik.com/detik/
Baca artikel detikedu, "Menulis Naskah Drama:
Unsur, Ciri Kebahasaan, dan Langkah-langkahnya" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5773427/menulis-naskah-drama-unsur-ciri-kebahasaan-dan-langkah-langkahnya.
Download Apps Detikcom Sekarang
https://apps.detik.com/detik/
Setelah
memahami teks yang akan digubah dan proses identifikasi unsur-unsur pembangun
cerita dilakukan dengan baik oleh penulis naskah, langkah selanjutnya adalah mulai menulis
naskah drama. Naskah drama harus ditulis sejelas
mungkin karena inilah yang akan dipakai sebagai
pegangan utama oleh sutradara, para pemeran, dan para kru dalam mempersiapkan pertunjukan.
Adapun hal-hal
utama yang ada dalam naskah drama adalah
a. tokoh;
b. dialog antartokoh;
c. keterangan lakuan (ditulis dalam tanda kurung);
d. keterangan latar
tempat yang dituangkan dalam pengaturan tata panggung;
e. keterangan suara/musik pendukung untuk membantu
menggambarkan latar suasana;
f. keterangan tata lampu/lighting juga untuk menggambarkan latar suasana; dan
keterangan kostum dan rias wajah yang dikenakan oleh para pemain.
Komentar
Posting Komentar