KARYA ILMIAH FASE F (XI)
MATERI KARYA ILMIAH
BAB 3
BAB
III
KARYA
ILMIAH
A. MENGIDENTIFIKASI
KARYA ILMIAH
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), karya
ilmiah adalah karya tulis yang dibuat dengan prinsip-prinsip ilmiah berdasarkan
data dan fakta (observasi, eksperimen, dan kajian pustaka). Masalah yang
disajikan dalam karya ilmiah disusun dengan metode ilmiah. Metode ilmiah
merupakan metode untuk melakukan cara kerja berdasakan cara berpikir yang
sistematika dan logis. Sistematis berarti
tersusun secara teratur mengikuti pola baku (pendahuluan, pembahasan dan
simpulan). Logis berarti isi karya ilmiah mudah
dipahami dan dibenarkan oleh akal sehat. Objektif
berarti pernyataan-pernyataan yang terdapalt dalam karya ilmiah didasarkan pada
fakta yang terjadi bukan dari pandangan pribadi penulis. Factual berarti kebenaran di dalam karya ilmiah berdasarkan
fakta dan kenyataan yang sesungguhnya.
1.
Ditulis
secara sitstematis. Topik dan subtopik saling berkaitan dan mengacu pada topik
utama
2.
Ditulis
sesuai akal sehat penulis dan penalaran yang logis
3.
Data
tulisan harus objektif yang teruji kebenaranya secara empiris
4.
Argumentasi
teori yang benar, sahih, dan relevan.
5.
Mengaitkan
argumentasi empiris dan argumenstasi terotis.
b.
Tujuan
karya ilmiah :
1.
Tujuan
karya ilmiah adalah mempublikasikan ilmu kepada masyarakat.
2.
Mengembangkan
daya berpikir bisa dijadikan bahan untuk melatih ide, kreatifitas, tingkat
pemahaman atau daya tangkap.
3.
Sebagai
landasan teoritis untuk pengambilan keputusan, perumusan masalah, hingga
mengembangkan penelitian lama agar menjadi penelitian baru yang lebih matang
secara konsep dan pemikiran.
c. Bentuk Penyajian karya ilmiah
1.
Bentuk
Populer
Karya ilmiah
popular merupakan karya ilmiah dalam bentuk ringkas. Karya ilmiah popular
biasanya terdapat dalam bentuk media massa, koran, atau majalah. Biasanya topik
yang diangkat topik yang menyenangkan dan disukai masyarakat. Gaya bahasa yang
digunakan bersifat santai, menarik, dan mudah dipahami.
2.
Bentuk
Semiformal
Karya
Ilmiah bentuk semiformal merupakan karya ilmiah yang sering digunakan dalam
jenis laporan atau makalah. Bentuk karya ilmiah semiformal secara garis besar
terdiri dari halaman judul, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan,
pembahasan, simpulan, dan daftar Pustaka.
3.
Bentuk Formal
Karya ilmiah formal
disusun dalam format yang lengkap dan biasanya berbentuk sebuah buku. Karya
ilmiah formal biasanya digunakan untuk menyampaikan skripsi, tesis, atau
disertasi. Format lengkap sistematikanya yaitu judul, tim pembimbing, kata
pengantar, abstrak, daftar isi, pendahuluan, studi Pustaka/kerangka teoritis,
metode, penelitian, pembahasan hasil simpulan, daftar pustaka, dan lampiran
Berikut ini akan dibahas beberapa bagian penting dari
struktur karya ilmiah tersebut.
1.
Bagian Awal
a.
Judul
Judul
dapat dengan jelas dan singkat menunjukkan isi karya ilmiah. Judul menunjukkan
subjek penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, dan ruang lingkup atau
batasan penelitian. Penulisan judul dapat dilakukan dengan dua cara, yakni (1)
menggunakan huruf kapital pada seluruh huruf judul; dan (2) menggunakan huruf
kapital pada awal kata, kecuali kata tugas.
b.
Nama Penulis dan Afiliasi
Nama
penulis artikel ilmiah ditulis tanpa menggunakan gelar. Nama belakang tidak
boleh disingkat karena akan digunakan saat dikutip oleh orang yang menggunakan
karya ilmiah tersebut sebagai acuan. Afiliasi adalah nama institusi tempat
penulis bekerja atau bersekolah. Bab 6 Berperan dalam Konservasi Alam Indonesia
lewat Karya Ilmiah 197
c.
Abstrak
Abstrak
berupa rangkuman karya ilmiah dalam satu paragraf singkat.
d.
Kata Kunci
Kata kunci mewakili topik sesuai bidang ilmu
yang dikupas atau dianalisi dalam karya ilmiah tersebut.
2.
Bagian Inti
a.
Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian yang menjelaskan
mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat
penelitian.
i. Latar
belakang memberikan uraian singkat tentang topik penelitian, penyebab timbulnya
masalah, dan pentingnya pembahasan topik tersebut.
ii. Rumusan masalah menyiratkan masalah yang akan
dibahas oleh penulis terkait dengan pertanyaan mengapa dan bagaimana pada
pilihan topik.
iii. Tujuan
penelitian adalah pernyataan mengenai capaian pembahasan yang sesuai dengan
rumusan masalah.
iv. Manfaat penelitian adalah penjelasan mengenai
kegunaan penelitian karya ilmiah tersebut.
b.
Kerangka Teoretis
Bagian
ini disebut juga landasan teori atau kajian pustaka. Kerangka teoretis berisi
penjelasan mengenai kajian beberapa penelitian sebelumnya dan kajian
teori-teori yang relevan dengan topik permasalahan. Pada bagian ini disampaikan
juga mengenai hipotesis penulis.
c.
Metodologi Penelitian
Berisi
langkah-langkah atau prosedur penelitian yang mencakup persiapan, penentuan
sumber data, pengumpulan data, pengolahan, dan pelaporan. Jenis metode
penelitian antara lain sebagai berikut:
a.
Metode deskriptif, yaitu metode penelitian
yang bertujuan menggambarkan fakta-fakta secara apa adanya tanpa tambahan apa
pun. Dalam metode deskriptif bersifat kuantitatif ataupun kualitatif.
b.
Metode eksperimen, yaitu metode penelitian
yang bertujuan memperoleh gambaran atas suatu peristiwa setelah melakukan
penelitian
c.
Metode penelitian kelas, yaitu metode penelitian
dengan tujuan memperbaiki persoalan-persoalan yang terjadi di kelas tertentu.
d.
Pembahasan
Menurut
Muchlisin (2018: 25), pembahasan menjelaskan makna yang terungkap dari hasil.
Penjelasan ini juga mengenai makna ilmiahnya dibanding dengan teori yang
berlaku di kalangan ilmuwan.
e.
Simpulan dan Saran
Menurut
Muchlisin (2018: 25), simpulan harus mengacu kepada tujuan. Pada simpulan,
tujuan harus terjawab dengan tegas. Hasil penelitian disampaikan apa adanya
walaupun kurang sesuai dengan hipotesis awal. Cerdas Cergas Berbahasa dan
Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XI 198
Pemahaman peneliti tentang perspektif dari
hasil penelitian ini terhadap dampak maupun kegunaannya pada ilmu pengetahuan
maupun pengambil kebijaksanaan dapat dituliskan sebagai saran.
3.
Bagian Akhir
a.
Daftar Pustaka
Berupa
deretan referensi atau sumber pustaka yang dibaca dan dipakai dalam menyusun
karya ilmiah. Semua sumber pustaka baik berupa buku, artikel jurnal, maupun
yang berasal dari internet ditulis berurutan secara alfabetis.
1. Menurut Muchlisin (2018: 26), penulisan
daftar pustaka berbeda-beda pada setiap jurnal. Acuan penulisan daftar pustaka
antara lain gaya Harvard (Harvard style) seperti pada Teks 1, gaya APA
(American Psychological Association style) seperti pada Teks
2.
Secara
umum, cara penulisan sumber pustaka adalah sebagai berikut:
Nama
Penulis (susunan nama penulis pertama dibalik). Tahun Terbit. Judul Pustaka.
Kota terbit: Penerbit.
Sebagai
contoh pada karya ilmiah ’Karakteristik Vegetasi Habitat Orang Utan (Pongo
pygmaeus morio) di Hutan Tepi Sungai Menamang, Kalimantan Timur’, salah satu
sumber pustaka adalah buku ‘DasarDasar Ekologi’ yang ditulis E. P. Odum.
Penulisan
sumber pustaka dalam daftar pustaka sebagai berikut:
Odum, E. P. 1993. Dasardasar Ekologi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
b.
Lampiran (jika ada) Lampiran biasanya berupa data tambahan atau data pendukung
yang tidak dimasukkan dalam naskah utama.
A. Kebahasaan
Karya Ilmiah
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa bahasa standar adalah (ragam) bahasa yang
diterima untuk dipakai dalam situasi resmi, seperti dalam perundang-undangan
dan surat-menyurat resmi. Ragam bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah
adalah ragam bahasa ilmiah atau disebut juga bahasa standar (baku) (Setiorini,
2010). Dalam Laba & Rinayanthi (2018: 17), Chaer (2011) memaparkan bahwa
ciri-ciri bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah bersifat lugas, mematuhi
kaidah-kaidah gramatika, dan bebas dari ketaksaan, yakni tidak bersifat ambigu.
Oleh karena itu, karya ilmiah memerlukan ragam bahasa yang objektif,
reproduktif, dan menggunakan kata yang bermakna denotasi.
1. Objektif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa objektif adalah mengenai
keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi.
Menurut Laba & Rinayanthi (2018: 18) objektif artinya setiap pernyataan
ilmiah dalam karyanya harus didasarkan kepada data dan fakta. Dalam
mempertahankan objektivitas karya ilmiah di antaranya ditandai dengan
penggunaan kalimat pasif. Kata ganti yang digunakan adalah kata ganti yang
menunjukkan orang tersebut sebagai pelaku kegiatan, misalnya peneliti, bukan
aku, kamu, atau ia.
2. Reproduktif
Pengertian informasi yang dibaca pembaca harus benar-benar sama dengan
pengertian yang disampaikan penulis.
3. Bermakna Denotatif Pemilihan kata akan
memengaruhi makna kata. Oleh karena itu pada penulisan karya ilmiah, pemilihan
kata yang mempunyai makna denotatif sangatlah penting. Makna denotatif adalah
makna yang sesuai konsep asalnya tanpa penambahan makna berdasarkan perasaan
B. Menyusun
Karya Ilmiah
1. Menentukan
Topik dan Tema
Langkah awal dalam membuat tulisan adalah
menentukan topik. Menurut Wahab (1994: 4) dalam Laba & Rinayanthi (2018:
108), topik adalah medan dan lapangan masalah yang akan digarap dalam karya
tulis penelitian. Topik dapat berasal dari pengalaman pribadi maupun isu-isu
hangat yang sedang menjadi pembicaraan, baik nasional maupun internasional.
Jika topik sudah dimiliki, lalu Batasi topik dengan tema, tema yang dipilih
merupakan tujuan yang dipilih dari topik yang diuraikan. Dengan hal tersebut
terdapat syarat yang harus dimiliki :
a.
Menarik perhatian penulis dan masyarakat
b.
Dikuasai penulis
c.
Menarik dan actual
d.
Ruang lingkupnya terbatas
2. Menyusun
Kerangka
Tulisan
Karya ilmiah harus disusun secara rapi, teratur, dan sistematis. Susunan
kerangka tulisan disesuaikan dengan struktur umum artikel ilmiah yang telah
dibahas di awal Bab 6. Topik dikembangkan sesuai dengan struktur umum karya
ilmiah yang terdiri atas tiga bagian: bagian awal, bagian isi (inti), dan
bagian akhir. Penyusunan kerangka tulisan akan membantu penulis untuk fokus
pada pengumpulan materi dan sumber-sumber rujukan yang relevan dengan tema dan
topik yang telah dipilih. Materi dan sumber rujukan itu dapat berupa data atau
teori yang mendukung topik yang diteliti maupun kendala-kendala yang mungkin
ditemui dalam pelaksanaannya. Kalian perlu menentukan kata kunci sesuai bidang
ilmu. Kata kunci akan dicantumkan pada bagian awal karya ilmiah.
3. Mengumpulkan
Materi Tulisan
Berdasarkan
kerangka tulisan yang telah disusun, penulis dapat mengidentifikasi data dan
teori yang relevan dengan topik. Hal ini untuk menunjang agar tulisan menjadi
berbobot dan sesuai dengan kaidah keilmuan. Sumber rujukan atau sumber pustaka
tersebut dapat berasal dari lokasi, ahli, dan buku. Lokasi adalah tempat
penelitian akan dilakukan dan benda-benda yang akan diteliti. Data dari hasil
pengamatan, wawancara, dan teknik pengumpul data lain akan memperkaya karya
tulis. Ahli adalah narasumber atau para ahli sebagai sumber informasi keilmuan
atau informasi penting lain. Buku adalah sumber pustaka berupa literatur baik
buku maupun laporan. Literatur tidak dibatasi bentuknya. Kalian dapat
menggunakan buku/jurnal fisik maupun buku/jurnal digital. Buatlah catatan dari
semua sumber pustaka yang kalian pelajari. Sebaiknya catatan ini memuat
informasi yang diperlukan untuk penyusunan daftar pustaka karena sumber pustaka
yang dijadikan acuan harus dicantumkan pada daftar pustaka.
4. Mengembangkan
Kerangka
Tulisan Menjadi Teks yang Teratur, Utuh, dan
Jelas Pengembangan tulisan harus memperhatikan kaidah kebahasaan. Gunakan
kerangka tulisan untuk mengembangkan bagian karya tulis agar logis dan
terstruktur. Kembangkan tulisan paragraf demi paragraf. Lakukan penyuntingan
awal setelah menyelesaikan setiap bagian karya tulis. Kalian dapat melakukan
ini dengan membaca ulang paragraf yang telah ditulis. Perhatikan kata, tanda
baca, dan tanda hubung yang digunakan. Amati juga hubungan antar paragraf.
Menurut Laba & Rinayanthi (2018: 120), lakukan suntingan ulang setelah 24
jam karena akan menimbulkan cara pandang yang berbeda.
C. Memublikasikan
Karya Ilmiah
Sebuah karya ilmiah dapat
disajikan dalam seminar atau forum diskusi. Saat diskusi terjadi akan banyak
muncul tanggapan dan oertanyaan terhadapa karya ilmiah. Tanggapan tersebut
disertai berbagai informasi penting yang mendukung dan melengkapi karya ilmiah
yang disajikan. Orang yang menyajikan karya ilmiah disebut pemakalah atau
narasumber. Dalam diskusi, pemakalah bertugas menjelaskan masalah dan Solusi
yang telah dikemas dalam makalah. Langkah-langkah menyajikan antara lain
sebagai berikut :
1. Tampilan
sebagai pemakalah setelah mendapat izin dari moderator.
2. Perkenalkan
diri dan jika anda tidak diperkenalkan oleh moderator.
3. Sampaikan
masalah umum dari isi makalah yang anda paparkan
4. Jelaskan
pokok-pokok isi makalah dengan bahasa yang lugas dan jelas
5. Sertakan
ilustrasi dan fakta yang mendukung makalah anda
6. Akhiri
dengan menyampaikan simpulan.
7. Setelah
itu, teman-teman akan memberikan tanggapan dan pertanyaan.
8. Jawaban
tanggapan dan pertanyaan teman anda dengan jelas.
Sebagai
pemakalah harus dapat memaparkan paparan yang dapat dilihat dengan jelas sampai
ke peserta seminar. Ada hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun salindia,
diantaranya :
1. Buatlah
salindia yang sederhana, menarik, dan komposisi warna yang baik. Sebuah
salindia adalah sarana komunikasi visual antara pemateri dan pemirsa.
2. Susunlah
alur paparan yang logis dan sistematis.
3. Fokuskan
pada satu pesan dalam sebuah salindia.
4. Penyajian
setiap halaman salindia cukup ringkas. Pesan di dalam salindia harus dapat
dibaca oleh pemirsa yang duduk di bangku paling belakang. Susunlah kalimat atau
frasa yang ringkas dengan ukuran fon (font) yang sesuai.
5. Waktu paparan bagi setiap kelompok maksimum 30
menit dengan sesi tanyajawab selama 10 menit.
6. Paparan
kalian akan disajikan di kelas dan siswa kelompok lain akan menilai
penampilanmu sesuai dengan kaidah penyajian karya ilmiah dengan rubrik berikut
ini.
1
Komentar
Posting Komentar